Ormas LMPI MAC Sukamulya, Gelar Santunan Anak Yatim di Tengah Deklarasi Struktur Baru: Wujud Nyata Kepedulian, Bukan Sekadar Seremoni


 

Kabupaten Tangerang, Catatanfaktanewes — Di tengah maraknya arus Organisasi yang makin gemar tampil seragam namun miskin makna, LMPI Markas Anak Cabang (MAC) Kec. Sukamulya justru melawan arus. Sabtu (5 Juli 2025), LMPI MAC Sukulya menggelar deklarasi struktur baru bukan dengan pesta pora atau simbolisasi kosong, melainkan dengan menyantuni anak-anak yatim dari berbagai Desa di Kecamatan Sukamulya. Sebuah langkah yang layak dicatat dan dicontoh. Puluhan anak yatim hadir dalam suasana khidmat dan haru. Mereka tidak hanya datang untuk menerima bingkisan dan santunan uang tunai, namun juga merasakan langsung energi kasih yang terpancar dari Organisasi yang tengah menyegarkan diri. Di tengah suasana yang sederhana namun penuh makna, LMPI Sukamulya menyampaikan pesan: Kekuatan Barisan Dimulai dari Kekuatan Nurani.

Struktur baru LMPI MAC Sukamulya dikukuhkan dengan cara yang tidak biasa. Tidak ada pamer kekuasaan, tidak ada panggung euforia yang kosong. Ketua baru, Guru Madsuro, memilih menyatukan semangat kebangkitan Organisasi dengan aksi kemanusiaan yang menyentuh. Menurutnya, kepemimpinan bukan sekedar jabatan, melainkan panggilan jiwa untuk peduli dan melayani.

Dalam berbagai hal, Guru Madsuro menegaskan bahwa LMPI MAC Sukamulya akan dibangun bukan dari slogan, tetapi dari kerja nyata. “Kami tidak ingin menjadi Organisasi yang hanya berkumpul dan berseragam. Kami ingin dikenal karena keberpihakan kami kepada masyarakat kecil. Santunan ini bukan simbol. Ini komitmen awal,” ujarnya disambut tepuk tangan para tokoh masyarakat dan undangan.

Di samping Guru Madsuro, turut dikukuhkan pula Ustadz Ahmad Rustam sebagai Wakil Ketua, Maman Mulyana sebagai Sekretaris, dan Sukaesih sebagai Bendahara. Yang ketiganya dikenal aktif dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Struktur baru ini diharapkan menjadi landasan yang kuat untuk menggerakkan kembali LMPI Sukamulya sebagai kekuatan sosial, bukan sekadar simbol organisasi.

Acara penuh rasa syukur ini turut dihadiri jajaran pengurus penting LMPI dan unsur strategis lainnya, antara lain: Zarkasih, SH (Sekjen Marcab Kabupaten Tangerang), Jonsori, SE (Ketua Harian Marcab), Docang (Ketua MAC Cisoka), Ali Mukti (Ketua MAC Jayanti), Siarruddin (Kabid Humas YLPK Perari), serta Dedi Kurniawan (jurnalis Mantv7.id) yang ikut meliput langsung memimpin acara.

Sekretaris MAC, Maman Mulyana, yang juga menjadi penggerak kegiatan ini, menambahkan bahwa kegiatan sosial akan menjadi wajah baru LMPI Sukamulya. “Deklarasi ini bukan akhir, tapi titik berangkat. Kita tidak ingin hanya eksis di atas kertas atau media sosial. Kita ingin hadir dalam kehidupan nyata masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan ini pun ruang menjadi konsolidasi nilai dan moral. Pengurus yang baru dilantik tidak hanya dibebani loyalitas struktural, tetapi juga empati sosial. Sebab di zaman seperti ini, terlalu banyak Organisasi yang kehilangan arah, terjebak dalam rutinitas upacara tanpa menyentuh akar kesejahteraan.

Hadir memberi Perayaan dalam acara tersebut Zarkasih, Sekretaris LMPI Marcab Kabupaten Tangerang yang akrab disapa Rizal Guru oleh para kader muda. Dalam pesannya, ia menekankan pentingnya menjaga marwah Organisasi melalui aksi nyata dan keteladanan.

“Saya selalu bilang ke semua anggota LMPI di lapangan, jangan cuma keras teriak di forum, tapi lembek ketika diminta turun bantu rakyat. Hari ini, Sukamulya memberi contoh yang patut ditiru,” ucapnya penuh semangat.

Sementara itu, Jonsori, Ketua Harian Marcab LMPI Kabupaten Tangerang, turut hadir dengan gaya khasnya yang jenaka namun sarat makna.

Dalam Berbagainya, ia sempat melontarkan candaan, “Kalau cuma pakai seragam tapi nggak pernah menyapa tetangga, itu bukan Laskar Merah Putih, itu laskar bingung arah!” Gelak tawa pun pecah, namun di balik kelakar itu, ia menyisipkan pesan serius: “Organisasi ini jangan cuma hidup saat apel gabungan. Hidupkan juga di hati masyarakat.”

Kehadiran para tokoh masyarakat, pemuda, LSM, Ormas, serta jajaran pengurus LMPI Kabupaten Tangerang memberi isyarat kuat: LMPI Sukamulya tidak berdiri sendiri. Ia diterima sebagai bagian dari jaringan sosial yang lebih luas, yang siap bergerak bersama membangun peradaban dari bawah.

Dalam berbagai perwakilan pengurus Kabupaten, ditekankan bahwa LMPI harus mampu menjadi mitra kritis pemerintah sekaligus penjaga nadi rakyat. “Organisasi yang kehilangan empati sosial hanya akan menjadi kumpulan simbolik yang kehilangan jiwa,” ujarnya.

Menariknya, kegiatan ini juga menjadi hal yang halus bagi organisasi lain yang selama ini hanya kuat dalam seremoni namun lemah dalam aksi. LMPI Sukamulya seolah berkata: Kami hanya memasang tenda dan panggung, kami menyentuh jiwa dan perut rakyat.

Program jangka pendek LMPI Sukamulya pun sudah digagas: pelatihan pemuda desa, pendampingan warga dalam layanan publik, dan kolaborasi dengan lembaga sosial dalam aksi-aksi kemanusiaan. Ini bukan sekadar janji ini cetak biru dari kepengurusan yang menyadari fungsinya.

Spirit “Berani, Loyal, dan Peduli” yang selama ini hanya terucap, kini mulai dihidupkan dalam praktik. Deklarasi tak berhenti di mikrofon dan spanduk, tapi dilanjutkan dengan sentuhan nyata. Santunan anak yatim bukan pelengkap, tapi fondasi awal untuk perjalanan yang lebih panjang.

Ketika banyak Organisasi lebih sibuk memburu eksistensi, LMPI Sukamulya justru membahas jalan empati. Dan mungkin inilah yang selama ini kita lupa: kekuatan sejati sebuah Organisasi bukan pada banyaknya atribut, tetapi pada seberapa sering ia menyeka air mata masyarakat kecil.

(Redaksi CFN).

Berita Terkait

Top