Kepala Sekolah SDN 1 Cikarang Meminta Kepada Wali Murid Untuk Mengikhlaskan Dana PIP yang Tahun Lalu yang Diduga Telah Digelapkan Oleh Oknum Guru
Lebak, Catatanfaktanews – Pada rapat pertemuan antara orang tua/wali murid dan pihak SDN 1 Cikarang pada Selasa 21 Mei 2024 kemarin. Orang tua/wali murid diduga disuruh oleh pihak sekolah untuk mengikhlaskan bantuan PIP yang tahun lalu yang diduga tidak disalurkan atau telah digelapkan oleh oknum guru SDN 1 Cikarang, Desa Cikarang, Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak-Banten. Rabu (22/05/2024).
Berdasarkan data dan fakta yang dihimpun oleh awak Media dari sejumlah wali murid.
Menurut keterangan wali murid inisial S ketika dikonfirmasi oleh awak Media mengatakan.
“iya betul kemarin pada Selasa, 21 Mei 2024 kemarin saya hadir didalam rapat tersebut di sekolah SDN 1 Cikarang. Awalnya sih membahas perihal acara kenaikan kelas siswa, setelah pembahasan itu selesai, Kepala sekolah Saepur membhasa terkait bantuan PIP milik siswa yang diduga telah digelapkan oleh oknum guru selama ini, dan seluruh wali murid yang kebetulan didalam kesempatan itu hadir disuruh mengikhlaskan dana bantuan PIP tersebut dan tidak mempermasalahkan,”ungkapnya inisial S.
S pun menambahkan, “iya pihak sekolah pun diduga menakut-menakuti wali murid, kata pihak sekolah silahkan ibu-ibu mengaku satu kali atau dua kali menerima bantuan dari sekolah silahkan, hati hati bu pihak sekolah pun punya data ibu-ibu telah menerima berapa-berapa kalinya ada datanya,” tambahnya.
Dan orang tua/walimurid pun di suruh menandatangani surat apa saya pun tidak tahu, pihak sekolah pun tidak menjelaskan secara detail perihal yang di tanda tangani oleh wali murid, hanya saja pihak sekolah menyuruh tanda tangan saja ibu-ibu apabila ibu-ibu akan mengikhlaskan dana PIP yang tahun lalu yang diduga tidak di salurkan,” ungkapnya S.
Sementara berdasarkan hasil rekam yang di dapat oleh awak Media dari wali murid, rekaman percakapan kepala sekolah Saepur mengatakan, Ibu-ibu ini bukan penggelapan buku tabungan, buku tabungan milik anak ibu -ibu di simpan di Bank kerana sedang di proses, perihal pengajuannya itu setiap satu tahun sekali oleh pihak oprator sekolah itu harus ada pengajuan lagi, kerena ibu-ibu bantuan anak ibu-ibu tersebut tidak akan dapat bantuan apabila tidak di dorong oleh pihak sekolah, ungkapnya Kepsek Saepur seperti berkelit.
Dan kenapa kemarin sempat terlambat pembagian buku tabungan ke ibu-ibu. karena dari tahu 2023 pihak sekolah sudah memberikan berkasnya ke pihak Bank BRI unit Muncang, dari bulan September 2023 sampai sekarang buku tabungan tidak diberikan oleh pihak Bank. ini juga buku tabungan kalau tidak di pinta oleh pihak sekolah ke bank BRI, pihak BRI unit Muncang tidak akan memberikan, ujarnya kepsek Saepur menyalahkan pihak Bank BRI unit Muncang.
Sementara Menurut Muktar/Ambon selaku orang tua/wali murid sekaligus selaku korban ketika dikonfirmasi oleh awak mengatakan.
“Saya dan beberapa wali murid sudah mendatangi pihak sekolah SDN 1 Cikarang pada Senin, 20 Mei 2024, saya menanyakan kemana Kepala sekolah SDN 1 Cikarang, kata guru-guru katanya sakit Kepala sekolah mah sudah beberapa hari ini tidak ada masuk.”
Saya pun lanjut melontarkan pertanyaan-pertanyaan kepada guru-guru, kebetulan kemarin yang diskusi dengan saya yakni pak Dadan dan pak Juli.
“Saya tanyakan prihal adanya dugaan penggelapan dana PIP dan buku tabungan milik siswa di SDN 1 Cikarang yang diduga telah digelapkan oleh oknum guru, serta saya pun menyakan siapa yang sebelumnya menjadi oprator sebelum pak Dadan,”
Pak Dadan dan pak Juli pun menjawab pertanyaan saya, prihal buku tabungan itu sebetulnya ada di bank BRI akan tetapi oleh pihak BRI tak kunjung di selesaikan saja dari September 2023, terkait oprator yang lama yaitu pak Aap akan tetapi ia sudah tidak mengajar disini lagi, ucapannya pihak sekolah.
“Saya pun bilang ke guru-guru, pihak sekolah jangan se-enaknya saja tela diduga menggelapkan buku tabungan dan uang PIP milik siswa ingin selesai begitu saja pihak sekolah, dan ini korban dari menggelapan dana PIP ini ada sebagian anak yatim dan anak yatim tersebut masih keluarga saya, ungkapnya.
“Boleh bapa-bapa silahkan bisa membohongi wali murid yang lain, tapi maaf pak kalau saya pribadi tidak bisa di bohongi dan tidak bisa diintervensi oleh pihak sekolah. Pihak sekolah harus bertanggung jawab atas masalah ini, harus cari menyelesaiannya seperti apa, jangan hanya bisanya diduga mengintimidasi dan mengintervensi wali murid saja,” pungkasnya.
“Saya dan wali murid tidak menekankan harus ada penggantian sekarang kok kepada pihak sekolah, tapi kami sekarang butuh kepastian pertanggung jawaban dari pihak sekolah dulu,” tegasnya.
Saya pun mendengar informasi bahwa kepala sekolah Saepur, yang katanya ini bukan menggelapan buku tabungan, hanya saja ada keterlambatan dari pihak Bank BRI.
Saya pun terkadang merasa lucu apa yang telah di katakan kepala sekolah kepada Ibu/Bapa orang tua/wali murid kemarin.
“Sekarang begini kita pikir secara logika dan berdasarkan fakta realitanya saja. Kemana saja itu buku tabungan dan hak-hak siswa sebelum di bongkar oleh pihak awak Media, ini setelah Viral dan di bongkar faktanya oleh awak Media buku tabungan baru diberikan oleh pihak sekolah kepada wali murid, mungkin bisa jadi jika tidak terbongkar oleh awak Media, mungkin buku tabungan dan dana PIP milik siswa sampai hari kiamat pun tidak akan di bagikan,” ungkapnya.
Sedangkan saya dan orang tua/wali murid dari tahun 2020 sampai 2023 belum pernah di berikan buku tabungannya oleh pihak sekolah, setelah Viral baru buku tabungan tersebut di bagikan, mau bohong apa lagi pa Kepsek anda kepada kami.
“Dan kenapa jika pihak sekolah tidak ada dugaan melakukan menggelapkan dana atau buku tabungan PIP milik siswa, kenapa pihak sekolah meminta kepada para orang tua/wali murid untuk mengikhlaskan dan menyuruh wali murid untuk menanda tangani surat berita cara yang isinya pihak wali murid tidak akan menuntut dan mempermasalahkan uang di buku tabungan di tahun yang lalu,” tutup M.Ambon.(Red CFN /A1)