Dugaan Penggelapan Kartu Indonesia Pintar di SMPN 1 Bojongmanik Lebak Mencuat dan Menjadi Sorotan
Lebak, Catatanfaktanews – Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan program Pemerintah yang bertujuan untuk memberikan bantuan pendidikan kepada siswa/siswi dari keluarga tidak mampu. Namun dugaan penggelapan PIP di SMPN 1 Bojongmanik yang berlokasi di Desa Bojongmanik, Kecamatan Bojongmanik, Kabupaten Lebak-Banten. Rabu (8/5/2024).
SPMN 1 Bojongmanik kini mulai mencuat. Hal ini menimbulkan keprihatinan serius di kalangan masyarakat, karena dapat merugikan mereka yang seharusnya menjadi penerima manfaat dari program tersebut.
Mencuatnya dugaan tersebut berawal dari salah satu orang tua murid yang anak’nya pernah sekolah di SMPN tersebut. Berdasarka data dan fakta Menurut sumber terpercaya dari salah satu wali murid Inisial S warga setempat mengatakan.
Terdapat kecurigaan bahwa sejumlah kartu KIP yang seharusnya disalurkan kepada siswa yang berhak, diduga telah disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satunya yang menjadi korban adalah anaknya.
“Anak saya selama bersekolah SMPN 1 Bojongmanik tidak pernah mendapatkan bantuan PIP. Namun, setelah saya cek melalui aplikasi Sipintar tenyata di SMPN selama ini anak saya mendapatkan bantuan tersebut, data pencairan selama SMP sudah saya pegang. Tabungan dulu dipegang oleh pihak Sekolah,” ungkapnya.
Masih kata sumber, “Sebagai orang tua murid kami menuntut pihak sekolah bertanggung jawab agar hal semacam ini tidak terjadi lagi. Dan untuk masalah ini saya berharap ada yang bertanggung jawab,” ungkapnya.
“Bukan hanya anak saya, ada beberapa juga yang seperti anak saya. Mereka tidak mendapatkan haknya. Padahal setelah dicek datanya ada dan tersalurkan,” jelasnya.
Sementara Saat dikonfirmasi ,Kepala Sekolah SMPN 1 Bojongmanik, Neneng Julaeha didampingi guru-guru mengaku dan menjelaskan bahwa Kepala sekolah yang saat ini baru, yang lama sudah pensiun, “Saya menjadi Kepala sekolah baru tahun 2022. Memang dulu disini banyak ada masalah namun sudah saya benahi. Dulu memang buku tabungan dan kartu disimpan di Sekolah cuma sudah saya benahi untuk dikembalikan,” jelasnya.
“Untuk masalah ini kami juga kaget, namun bagaimana cara menyelesaikan sebab Pengurus PIP dan Kepala sekolah yang lama sudah pensiun,” tambahnya.
“Tolonglah, saya minta hal ini jangan di exspos, dan untuk orang tua murid tolong diikhlaskan saja soal ini. Jangan di ramai-ramaikan, kalau ramai nanti bisa-bisa saya pindahlah,” katanya.
“Saya akan terus benahi soal ini, kami terus menegaskan komitmen untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam penyaluran bantuan dana pendidikan kepada siswa/siswi yang membutuhkan,” tambahnya.
Selanjutnya saat di wawancara kembali, para orang tua siswa yang menjadi korban dari dugaan penggelapan ini menyerukan, “Agar Pemerintah dan lembaga terkait bertindak tegas untuk menegakan keadilan dan memastikan bahwa bantuan pendidikan yang seharusnya mereka terima dapat disalurkan dengan tepat dan adil,” harapnya. (Ambon/Red CFN).